Kades Pusakamulya, Ahmad Hendri: Sekarang LMDH Giri Pusaka semakin baik
PurwakartaOnline.com - Kepala Desa Pusakamulya, Ahmad Hendri mengapresiasi Pengurus Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Giri Pusaka dalam mengembangkan wisata Pasir Langlang Panyawangan (Ujung Aspal) dan penanaman kopi di lahan garapan Hutan Pangkuan Desa (HPD) yang berlokasi di Gunung Burangrang.
"Saya lihat perkembangannya sangat positif, baik wisata maupun pertanian kopi semakin baik," ujar Kepala Desa yang disebut-sebut berparas tampan kearab-araban ini (Selasa, 27/10/2020).
Bahkan ditengah kesibukannya, pada hari Jum'at lalu (16/10/2020) Kepala Desa menyempatkan diri naik gunung mengunjungi warga Desa Pusakamulya yang bertani kopi meskipun saat itu dalam kondisi cuaca yang buruk.
Pada kesempatan tersebut Ahmad Hendri memberikan pesan kepada para petani agar bisa menjual kopi dengan harga yang sesuai. Ia berharap petani tidak menjual kopi di bawah standar.
Kepala Desa mengaku merasakan sendiri bagaimana sulitnya medan untuk mencapai lokasi garapan yang ditanami kopi oleh warga Desa Pusakamulya.
Saat Ahmad Hendri mengunjungi Petani Kopi Arabika di Gunung Burangrang, ia mendapati sulitnya menjadi petani kopi, Ahmad Hendri memberikan pesan kepada petani kopi dan pihak-pihak terkait.
Saat itu, Ahmad Hendri mengakui, jangankan untuk bekerja di lahan, melewati jalan menuju kebun kopinya saja sudah sangat melelahkan.
Beliau mengapresiasi ketangguhan para petani kopi yang telah bersusah payah menggarap Hutan Pangkuan Desa (HPD) Pusakamulya di Gunung Burangrang.
Direkam video oleh seorang petani, di tengah perjalanan Kepala Desa tak kuasa menahan letih, apalagi kondisi saat itu sedang hujan lebat.
Dengan sangat emosional, Kepala Desa menyampaikan pesan-pesan, disaksikan oleh beberapa petani yang mendampinginya.
"Salut untuk petani kopi. Pesan saya, jangan sekali-kali kalian menjual kopi di bawah (harga) standar!" ujar Ahmad Hendri.
Dengan perjuangan petani yang sangat sulit, Ahmad Hendri berharap harga kopi bisa sesuai atau tidak merugikan petani. Pasalnya kopi yang ditanam ini bukan kopi biasa yang sering dijumpai di kebun-kebun.
"Harus dipertahankan harga kopi!" Lanjut Ahmad Hendri.
Selanjutnya Kepala Desa juga menyampaikan harapannya kepada pihak-pihak terkait, agar jangan sampai menganggap remeh produk kopi arabika asli.
Karena kopi arabika hanya ideal ditanam di ketinggian minimal 1.000 meter diatas permukaan laut (MDPL). Untuk itu perlu perjuangan keras untuk membudidayakan kopi tersebut.
"Jangan terlalu banyak makan-minum kopi GRATIS! Harus berbayar! Bray, harus berbayar. Perjuangannya luar biasa!" Ujar Ahmad Hendri sambil terengah-engah.
Berikut adalah video saat Kepala Desa mengunjungi petani di Gunung Burangrang. Di tengah perjalanan seorang petani merekam ucapan Kepala Desa.
Dari informasi yang bersumber dari Pengurus, LMDH Giri Pusaka setidaknya melibatkan sekitar 115 Kepala Keluarga baik yang beraktivitas di lahan pertanian hutan maupun di wisata.
Di lahan garapan, warga Desa Pusakamulya bertani budidaya kopi arabika, dengan maksimal luas lahan 2 Hektar per Kepala Keluarga.
Sedangkan di lokasi wisata Pasir Langlang Panyawangan (Ujung Aspal) warga Desa Pusakamulya, terutama di lingkungan terdekat, beraktivitas usaha Warung, Pengelolaan Parkir, Tikar Hamok dan usaha lainnya. (*)