Serangga, Solusi Pangan Masa Depan (Bagian 10)
Serangga, Solusi Pangan Masa Depan |
Purwakarta Online - Ratu rayap yang panjangnya dapat mencapai 10 - 12 cm dimasak dengan cara disangrai. Rayap yang masih bersayap dapat digoreng kering dalam panci karena mereka kaya akan minyak.
Selama penggorengan, sayapnya akan lepas dan dapat dipisahkan dengan hembusan angin. Kemudian diberi garam dan dimakan sebagai cemilan.
Di Afrika Barat, rayap digoreng dalam minyak sawit, sedangkan di Malawi dan Zimbabwe rayap dipanaskan sebentar, dikeringkan dan kemudian dijual.
Kumbang air raksasa (Lethocerus indicus) sangat diminati di Thailand karena keunikan rasanya.
Kepik air raksasa diolah dengan cara dikukus, kemudian direndam dalam saus udang dan digerus menjadi pasta.
Pasta tersebut dicampur dengan udang kecil-kecil, air jeruk nipis, bawang putih dan lada dan digunakan sebagai saos atau dimakan dengan sayuran salad.
Kumbang air jenis lainnya yang dapat dimakan disebut water boatman (Corisella spp).
Serangga ini banyak digunakan sebagai bahan makanan di Mexico, baik dalam bentuk serangga dewasa maupun telur.
Telur kumbang air tersebut dapat digoreng, atau langsung dimakan, atau dikeringkan dan dicampur dengan tepung jagung.
Tepung ini digunakan untuk membuat biskuit dan cake khusus Mexico. Di Indonesia, masyarakat di Papua memakan ulat sagu baik dalam keadaan mentah maupun dimasak sebagai sate.
Masyarakat setempat memang biasa memakan ulat sagu tanpa dimasak, tetapi seiring dengan perkembangan zaman, mereka mulai mengolahnya dengan dimasak, salah satunya dijadikan sate ulat sagu.
Tidak ada perbedaan dalam membuat sate ulat sagu dengan sate pada umumnya. Setelah ulat- ulat sagu ditusukkan ke tusuk sate, lalu dipanggang di atas bara api.
Setelah matang maka sate ulat sagu dihidangkan dengan bumbu sate dan biasa disantap dengan papeda atau roti sagu.
Masyarakat Gunung Kidul, Yogyakarta juga biasa mengkonsumsi belalang sebagai lauk pauk sehari-hari dan bahkan menjadi tambahan penghasilan bagi masyarakatnya.
Belalang yang diolah masyarakat Gunung Kidul adalah jenis belalang kayu yang banyak hidup di dahan pohon jati dan semak belukar. Penduduk mengolah belalang goreng menjadi 3 rasa, yaitu rasa gurih, pedas dan manis. (*)
Sumber:
Pratiwi Girsang. 2018. Serangga, Solusi Pangan Masa Depan. Jurnal Pembangunan Perkotaan. Volume 6, Nomor 2. http://ejpp.balitbang.pemkomedan.go.id/index.php/JPP/article/view/35, diakses pada tanggal 17 Januari 2022.
* Dilakukan pengeditan ringan
Pratiwi Girsang. 2018. Serangga, Solusi Pangan Masa Depan. Jurnal Pembangunan Perkotaan. Volume 6, Nomor 2. http://ejpp.balitbang.pemkomedan.go.id/index.php/JPP/article/view/35, diakses pada tanggal 17 Januari 2022.
* Dilakukan pengeditan ringan