Hikmah Punya Istri Cerewet!
Purwakarta Online - Ada berbagai cara Allah meninggikan derajat hambaNya. Baik dengan perintah melakukan ketaatan, ataupun dengan bermacam ujian. Termasuk ujian memiliki istri yang cerewet dan suka marah-marah.
Inilah yang dialami oleh salah seorang waliyullah asal Yaman, Syekh Abdurrahman Bajalhaban. Di kampungnya, ia dikenal sebagai sosok yang taat beribadah, sabar, dan setia terhadap istrinya.
Menariknya, sang istri justru dikenal sebagai sosok yang sangat cerewet. Ia kerap mengomeli Syekh Abdurrahman hanya karena persoalan sepele.
Meskipun demikian, Syekh Abdurrahman justru menjadikan tabiat buruk istrinya itu sebagai ladang ibadah dengan tetap sabar menghadapinya. Bahkan cintanya tidak pernah pudar meski sang istri kerap berlaku kasar. Perlakuan sang istri dibalasnya dengan kasih sayang.
Dalam suatu riwayat diceritakan, suatu hari Syekh Abdurrahman hendak berkhalwat (menyendiri di suatu tempat untuk mendekatkan diri pada Allah). Ia pun berpamitan kepada sang istri. Bukan doa istri yang mengiringi kepergiannya, justru omelan yang ia dapatkan.
Singkat cerita, Syekh Abdurrahman pun melakukan ibadahnya tersebut di sebuah bukit tidak jauh dari kampungnya. Namun ternyata, di sana ada sekelompok orang yang juga sedang melakukan apa yang hendak ia lakukan. Karena memiliki kepentingan yang sama, Syekh Abdurrahman pun memutuskan untuk bergabung dengan kelompok tersebut.
Namun dengan syarat, ia harus mau piket untuk mencari makanan selama masa beribadah. Syekh Abdurrahman pun menyanggupinya dan ikut bergabung dengan kelompok tersebut tanpa memperkenalkan diri.
Selama bergabung dengan kelompok itu, ia kerap menyaksikan teman-temannya yang piket, mencari makan sangat mudah mendapatkannya. Mereka hanya berdoa kepada Allah, lalu turunlah makanan dari langit.
Tibalah jadwal Syekh Abdurrahman untuk mencari makanan. Ia kebingungan harus bertawasul kepada siapa agar doanya dikabulkan seperti teman-temannya. Akhirnya, ia berdoa dengan bertawasul kepada wali yang ditawasuli oleh teman-temannya itu.
Syekh Abdurrahman pun berdoa, Ya Allah, berkat kemuliaan dari wali yang ditawasuli teman-temanku, maka turunkanlah makanan yang lezat untukku dan untuk teman-temanku. Tidak lama setelah ia berdoa, tiba-tiba ia mendapatkan makanan yang lezat dengan jumlah yang lebih banyak dari yang biasa diperoleh teman-temannya.
Melihat doanya begitu mudah dikabulkan setelah ia bertawasul kepada wali yang biasa ditawasuli oleh teman-temannya, ia pun yakin jika wali yang ditawasuli bukanlah wali biasa.
Setelah mendapatkan makanan, Syekh Abdurrahman pun menemui kelompoknya. Melihat kedatangan Syekh Abdurrahman, seketika mereka kaget melihat makanan yang dibawanya sangat banyak, dan lebih lezat dari yang biasa mereka peroleh. Mereka pun bertanya bagaimana bisa Syekh Abdurrahman mendapatkan makanan spesial ini.
Syekh Abdurrahman kemudian menceritakan bagaimana ia berdoa dan mendapatkan makanan lezat tersebut. Ia pun bertanya kepada teman-temannya, siapa sosok wali yang biasa mereka tawasuli.
Mereka pun menceritakan "Ketahuilah, di desa Bajalhaban dekat dengan bukit ini, ada orang saleh nan sabar. Beliau memiliki istri yang cerewet, namun meskipun demikian, beliau sangat menghormati dan menyayangi istrinya tersebut.
Bahkan ia tidak pernah berbuat kasar kepadanya. Atas kesabaran ini lah, Allah mengangkat derajatnya menjadi waliyullah. Beliau dikenal dengan sebutan Syekh Abdurrahman Bajalhaban. Dengan beliaulah kami bertawasul sebelum berdoa kepada Allah, papar salah seorang temannya.
Mendengar cerita tersebut, Syekh Abdurrahman merasa tersentak. Bagaimana tidak, kesalehan dan kesabarannya menghadapi sang istri ternyata dibalas kemuliaan yang luar biasa dari Allah.
Ia pun bergegas minta izin untuk pulang. Kini ia sadar, jika bersabar menghadapi istri yang cerewet ternyata di hadapan Allah memiliki nilai lebih besar dibandingkan berkhalwat bersama orang-orang yang beribadah.
Dari kisah Syekh Abdurrahman tersebut, kita bisa mengambil pelajaran bahwa adakalanya cerewetnya seorang wanita adalah berkah bagi pasangannya. Bahkan, Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menyebutkan bahwa salah satu syarat bisa menjadi waliyullah ialah sabar menghadapi istri yang cerewet.
Duhai para suami, jangan terlalu terburu-buru. Dengan keadaan istri seperti ini sampai ada niatan mau poligami. Ente sanggup adil ??
*dari Al-Faqir