Pola Bertani Berubah, Petani Jadi Tidak Sejahtera! Pelatihan Ketahanan Pangan Desa Kiarapedes 2022
Pelatihan Ketahanan Pangan Desa Kiarapedes 2022 |
Hal ini dipicu oleh karena adanya perubahan pola dalam bertani.
Saat ini bertani menjadi sangat bergantung pada industri.
"Untuk bertani, yang pertama terpikir adalah beli benih, beli nutrisi (pupuk) di toko pertanian," kata Rijal saat menjadi narasumber dalam pelatihan ketahanan pangan desa Kiarapedes. Rabu, 21 September 2022.
Rijal mengingatkan bahwa sekitar 50 tahun lalu, petani di Indonesia sejahtera.
Karena petani tidak menggantungkan usaha taninya terhadap industri.
Orang tua kita yang bertani terbiasa membuat benih sendiri dan menggunakan pupuk kandang serta nutrisi Organik lainnya.
"Ingat dulu Bu, orang tua kita kalau panen sisihkan biji hasil panen yang bagus, lalu dikeringkan disimpan di atas perapian biar hangat dan tahan lama, untuk membuat benih ditanam di musim selanjutnya," terang Rijal.
Saat ini, sering beredar berita bahwa petani alami kerugian yang sangat besar.
Karena memang polanya tidak berdaulat, menyandarkan benih dan nutrisi terhadap industri.
Setelah berubah pola, sulit untuk kembali ke pola lama yang nyata-nyata berdaulat.
Rijal mengatakan tidak perlu heran jika petani membeli benih, yang jika ditanam akan mati setelah 3-4 kali panen.
"Bukan bapak ibu tidak pandai bertani, jika 3-4 kali sudah mati. Tapi memang benih tersebut hibrida yang didesain beberapa bulan mati sendiri," ujar Rijal.
Mulai dari rumah sendiri, Rijal mengajak agar peserta pelatihan mulai untuk belajar dan mempraktikkan konsep kemandirian pangan.
Jika tercapai kemandirian pangan, maka akan ada harapan untuk berdaulat secara pangan.
Kedaulatan pangan dicirikan dengan terpenuhinya kebutuhan pangan keluarga sendiri.
Kemudian, masih memiliki kelebihan produk yang bisa dijual atau diberikan kepada orang lain.
Pelatihan Ketahanan Pangan Desa Kiarapedes
Camat Kiarapedes Drs. H. Diaudin, M.Si., kepada peternak maupun petani dipesankan agar meramaikan kegiatan bertani dan beternak, minimal untuk konsumsi sendiri.Oleh karena ketahanan pangan atau kemandirian pangan secara signifikan akan berpengaruh pada ekonomi jika dilaksanakan secara masif dan berkelanjutan.
Disampaikan H. Diaudin dalam pelatihan ketahanan pangan di Desa Kiarapedes Kecamatan Kiarapedes Kabupaten Purwakarta.
Menurut Diaudin, inflasi kadang-kadang terjadi bukan faktor lain, tapi oleh komoditas pertanian yang sebetulnya bisa ditanam di pekarangan di masing-masing rumah.
"Inflasi kadang dipicu oleh komoditas yang kita anggap sepele, cabe rawit misalnya," kata H. Diaudin.
Selaras dengan pernyataan Camat Kiarapedes diatas, beberapa bulan yang lalu Bank Indonesia (BI) meramal inflasi pada Juni 2022 sebesar 0,50% secara bulanan (mtm).
Penyumbang utamanya adalah harga cabai yang meroket.
Demikianlah disampaikan BI melalui siaran pers yang diterima, Jumat (24/6/2022).
"Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu IV Juni 2022, perkembangan inflasi sampai dengan minggu IV Juni 2022 diperkirakan sebesar 0,50% (mtm)," tulis BI.
Penyumbang utama inflasi Juni 2022 adalah sebagai berikut:
- cabai merah sebesar 0,17% (mtm)
- cabai rawit sebesar 0,11% (mtm)
- bawang merah sebesar 0,08% (mtm)
- telur ayam ras 0,05% sebesar (mtm)
- tomat sebesar 0,04% (mtm)
- air kemasan, nasi dengan lauk, dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,02% (mtm).
Kemudian kenaikan harga juga terjadi pada kangkung, bayam, sabun detergen bubuk/cair, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini yaitu minyak goreng sebesar 0,05% (mtm), daging ayam ras sebesar 0,04 (mtm), angkutan antar kota sebesar 0,03% (mtm), serta daging sapi, bawang putih, udang basah, dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Pemerintah Desa Kiarapedes Kecamatan Kiarapedes Kabupaten Purwakarta, laksanakan program ketahanan pangan hewani dan nabati.
Salah satu kegiatan yang dijalankan adalah pelatihan ketahanan pangan dan hewani dengan peserta merupakan kelompok Tani dan kelompok peternak.
Program ketahanan pengan ini menjadi kewajiban bagi pemerintah desa untuk menganggarkan.
Sebagaimana Perpres 104 Tahun 2022, dimana Pemerintah Desa wajib menganggarkan 20 persen dari Dana Desa untuk program ketahanan pangan hewani dan nabati.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Kiarapedes Eden Sudana SS menekankan para peserta agar serius dalam mengikuti pelatihan
"Ilmu lebih berharga dari apapun, dimohon serius dalam mengikuti pelatihan, selama dua hari. Manfaatkan sebaik-baiknya," ujar Eden Sudana, Rabu (21/9/2022).
Sedangkan Pendamping lokal Desa (PLD), Enjang Sugianto menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan yang dilaksanakan Desa Kiarapedes.
Menurutnya amanat Perpres wajib dilaksanakan, dengan ketentuan anggaran minimal 20 persen dari Dana Desa (DD).
"Ketentuannya, berdasarkan Perpres 104 Tahun 2021 minimal 20 persen dianggarkan dari Dana Desa," ujar Enjang.
Mengenai jenis kegiatan di tingkat Desa, Enjang mengatakan bahwa hal tersebut menjadi kewenangan desa, disesuaikan dengan potensi Lokal.
"Kegiatannya bagaimana disesuaikan dengan potensi lokal di sini (Desa Kiarapedes)," pungkas Enjang.
Disebutkan pada pasal 5 dijelaskan bahwa penggunaan Dana Desa tahun anggaran 2022 ditentukan sebagai berikut:
- program perlindungan sosial berupa bantuan langsung tunai desa paling sedikit 40% (empat puluh persen);
- program ketahanan pangan dan hewani paling sedikit 20% (dua puluh persen);
- dukungan pendanaan penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) paling sedikit 8% (delapan persen), dari alokasi Dana Desa setiap desa; dan
- Program sektor prioritas lainnya
Berbeda dengan pembangunan desa di bidang fisik, pengembangan potensi SDM cenderung bersifat jangka panjang.
Namun Pemerintah Desa Kiarapedes berkeyakinan untuk membangun SDM demi kemaslahatan untuk masa depan.***