Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Mantan Gubernur Jabar Nana Nuriana Wafat, Ajengan Anwar: Pernah Saya Demo, Kini Saya Doakan!

KH Anwar Nasihin dan Gubernur Nana Nuriana
MangEnjang.com - Purwakarta, 11 Juli 2024 - Berita duka datang dari mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar) periode 1993-2003, Raden Nana Nuriana, yang telah menghembuskan nafas terakhirnya pada Kamis dini hari pukul 04.55 WIB di usia 86 tahun. Kabar ini turut membawa kesedihan bagi banyak pihak, termasuk Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Purwakarta (PCNU Purwakarta), KH Ahmad Anwar Nasihin, S.H.I., atau yang akrab disapa Ajengan Anwar.

Ajengan Anwar menyampaikan belasungkawa yang mendalam dan mendoakan yang terbaik untuk almarhum Nana Nuriana. Dalam pernyataannya kepada Purwakarta Online, Ajengan Anwar mengungkapkan kenangan pribadinya dengan mantan gubernur tersebut.

"Saya mengenal beliau Bapak Nana Nuriana ketika jadi mahasiswa di IAIN Sunan Gunung Djati Bandung, antara tahun 1999 sampai 2003. Beliau adalah Gubernur Jawa Barat yang berlatar belakang TNI," ujar Ajengan Anwar. "Beliau orang baik, tegas dalam memimpin Jawa Barat. Kalaupun dulu saya pernah mendemo beliau ketika di PMII, itu hanya dinamika di kampus saja."

Ajengan Anwar mengungkapkan rasa hormatnya terhadap Nana Nuriana, yang dikenalnya sebagai sosok pemimpin yang tegas dan berdedikasi. "Semoga Allah mengampuni dosa-dosanya dan menerima amal sholehnya, serta ditempatkan di Surga Allah SWT. Insya Allah, Beliau orang sholeh dan wafatnya khusnul khatimah. Amin," pungkasnya.

Profil Singkat Nana Nuriana

Nana Nuriana lahir di Bandung pada 17 April 1938 dan besar sebagai seorang prajurit TNI. Dia menyelesaikan pendidikan di Akademi Militer Nasional pada tahun 1962 dan memulai karir militernya sebagai komandan distrik militer (rayon) di Cimahi. Puncak karirnya terjadi pada tahun 1991 saat menjabat sebagai Pangdam III Siliwangi dengan pangkat Mayor Jenderal (Mayjen).

Pada tahun 1993, Nana Nuriana pensiun dari militer dan terpilih menjadi Gubernur Jawa Barat, jabatan yang diembannya selama dua periode, yaitu 1993-1998 dan 1998-2003. Kepemimpinannya dikenal tegas dan penuh dedikasi, dengan berbagai pencapaian penting, seperti peresmian Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat pada 23 Agustus 1995 di depan Gedung Sate, Bandung. Monumen ini dibangun sebagai bentuk penghargaan kepada para pahlawan yang memerdekakan rakyat Jawa Barat, lengkap dengan diorama perjuangan pasukan Siliwangi, perundingan Linggar Jati, Operasi Brata Yudha 1962 hingga Konferensi Asia Afrika.

Selain itu, Nana Nuriana juga terlibat dalam rencana pemindahan ibu kota Indonesia ke Jonggol, Kabupaten Bogor pada tahun 1997. Meskipun rencana ini tidak terealisasi hingga masa jabatannya berakhir, Nana tetap diingat sebagai salah satu tokoh penting di balik pembentukan Provinsi Banten setelah reformasi.

Warisan dan Kontroversi

Nana Nuriana juga pernah terlibat dalam berbagai kontroversi, termasuk penyelidikan korupsi oleh Kejaksaan Tinggi pada tahun 2001 dan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi pada tahun 2006 dan 2009. Meskipun demikian, banyak yang tetap mengenangnya sebagai pemimpin yang berkontribusi besar bagi Jawa Barat.

Kepulangan Nana Nuriana meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan masyarakat yang pernah merasakan kepemimpinannya. Beliau telah beristirahat dengan tenang, meninggalkan warisan dan kenangan yang akan selalu dikenang.

Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadahnya dan menempatkannya di tempat terbaik di sisi-Nya. Selamat jalan, Nana Nuriana.***