Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Sejarah Kerajaan Indrapahasata di Cirebon Girang: Kemakmuran di Bawah Prabu Indaswara Sakalakerthabuwana

Sejarah Kerajaan Indrapahasata di Cirebon Girang: Kemakmuran di Bawah Prabu Indaswara Sakalakerthabuwana
Sejarah Kerajaan Indrapahasata
MangEnjang.com - Kerajaan Indrapahasata adalah salah satu kerajaan yang pernah berjaya di wilayah Cirebon Girang, yang dalam naskah Negara Kerthabumi disebut dengan nama Gunung Indrakila. Dikenal dengan kekuatan dan kemakmuran, kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja bijaksana, Maharesi Sentanu, yang bergelar Prabu Indaswara Sakalakerthabuwana.

Latar Belakang Sejarah

Indrapahasata berdiri di wilayah yang kini dikenal sebagai Cirebon, dengan pusat kekuasaannya di Cirebon Girang. Prabu Indaswara Sakalakerthabuwana tidak hanya dikenal sebagai seorang pemimpin yang adil dan bijaksana, tetapi juga sebagai seorang penguasa yang berhasil membawa kemakmuran dan kestabilan di kerajaannya.

Di sebelah utara Cirebon, terdapat Kerajaan Singapura yang dipimpin oleh Ki Gedeng Surawijaya Sakti, adik ipar dari Ki Gedeng Kasmaya, penguasa Cirebon Girang (Nagari Wanagiri). Ki Gedeng Surawijaya Sakti menikah dengan Nyai Indang Sakati, adik Ki Gedeng Kasmaya. Namun, pernikahan ini tidak dikaruniai keturunan, sehingga kepemimpinan Kerajaan Singapura diwariskan kepada keponakan mereka, Ki Gedeng Tapa, yang juga menjabat sebagai juru Labuan Muara Jati.

Perkembangan Kerajaan Singapura

Di bawah kepemimpinan Ki Gedeng Tapa, Nagari Singapura mengalami kemajuan pesat. Pelabuhan Muara Jati yang berada di wilayah ini menjadi salah satu pelabuhan tersibuk dan terpenting pada masanya, dengan aktivitas perdagangan yang sangat ramai. Kemajuan ini tidak hanya membawa kekayaan ekonomi, tetapi juga meningkatkan pengaruh politik Nagari Singapura di wilayah pesisir utara Cirebon.

Nagari Japura: Pusat Kekuatan di Tenggara

Di sebelah tenggara Giri Amparan Jati, terdapat Nagari Japura yang meliputi wilayah Astana Japura, Sindang Laut, dan Ciledug. Saat ini, wilayah tersebut termasuk dalam Kabupaten Cirebon. Astana Japura dipimpin oleh seorang raja yang sangat kuat, Prabu Amuk Marugul. Di bawah kepemimpinannya, Nagari Japura menjadi salah satu pusat kekuatan yang disegani di wilayah tersebut.

Sumber Sejarah dan Literatur

Informasi mengenai Kerajaan Indrapahasata, Kerajaan Singapura, dan Nagari Japura dapat ditemukan dalam beberapa sumber sejarah. Salah satunya adalah karya Atja, Purwaka Tjaruban Nagari (Jakarta: Penerbit Bhratara, 1972), h. 26. Selain itu, buku Budaya Bahari Sebuah Apresiasi Di Cirebon karya Rohmin Dahuri et al. (Jakarta: Perum Percetakan Negara RI, 2004), h. 38, juga memberikan pandangan mendalam mengenai budaya dan sejarah maritim di Cirebon.

Penelitian terbaru oleh Fitri Nuraeni dalam tesisnya yang berjudul Kontestasi Politik Antara Kerajaan Cirebon Dengan Kerajaan Pajajaran Tahun 1479-1543 M (IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 2023) juga memberikan perspektif baru tentang dinamika politik di wilayah tersebut.

Kerajaan Indrapahasata, bersama dengan Kerajaan Singapura dan Nagari Japura, memainkan peran penting dalam sejarah Cirebon. Keberadaan mereka tidak hanya menunjukkan kekayaan budaya dan sejarah daerah ini, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya mempelajari dan memahami masa lalu untuk membangun masa depan yang lebih baik. Sejarah gemilang dari kerajaan-kerajaan ini merupakan bukti bahwa Cirebon pernah menjadi pusat peradaban yang maju dan berpengaruh di Nusantara.***

Search keywords:
Kerajaan Indrapahasata,Cirebon Girang,Prabu Indaswara Sakalakerthabuwana,Sejarah Kerajaan Cirebon,Nagari Singapura,Ki Gedeng Tapa,Astana Japura,Sejarah Cirebon,Pelabuhan Muara Jati,Sejarah Maritim Cirebon,