Guru Gembul dan Polemik Pemikiran Kontroversial, Sesat atau Berani?
Guru Gembul |
Habib Hanif, salah satu tokoh sentral Ba'alawi, menilai pemaparan Guru Gembul mengaburkan konsep ketuhanan yang sakral. "Dia berani mengatakan bahwa konsep ketuhanan tak bisa diilmiahkan. Ini berbahaya bagi akidah," tegasnya.
Bukan hanya itu, pernyataan Guru Gembul soal subyektivitas kuburan Nabi Muhammad SAW juga memicu kekhawatiran. Menurut Hanif, keberadaan kuburan Rasulullah SAW adalah fakta mutawatir yang tak terbantahkan, bahkan diakui oleh non-Muslim sekalipun. "Kalau pemikiran semacam ini diikuti, urusan syariat bisa kacau," tambahnya.
Untungnya, diskusi tersebut diakhiri dengan cara yang elegan. Moderator Habib Fikri Shahab dan Gus Wafi memilih untuk tidak meladeni Guru Gembul lebih jauh. "Jika mereka terus meladeni, masalahnya akan melebar ke ranah filsafat dan liberalisme. Padahal ini soal akidah," kata Habib Hanif.
Guru Gembul, Viral dan Kontroversial
Tak hanya dalam diskusi ilmiah, Guru Gembul juga viral di media sosial karena kritik tajamnya terhadap Habib Bahar bin Smith. Dalam salah satu video unggahannya, Guru Gembul menyebut Bahar sebagai "habib gadungan"—tudingan yang langsung memicu perdebatan sengit. Banyak pengikut Habib Bahar yang tidak terima dan menilai tudingan ini sebagai bentuk penghinaan terhadap keturunan Rasulullah SAW.Namun, Guru Gembul berpegang pada argumen bahwa ketidakmampuan Habib Bahar dalam membaca kitab kuning, yang merupakan rujukan utama dalam studi Islam tradisional, membuktikan bahwa ia tak layak menyandang gelar habib. "Kalau dia tak bisa baca kitab kuning dengan benar, apa dasarnya dia disebut ulama?" kritik Guru Gembul.
Polemik yang Tak Berujung
Debat mengenai siapa yang layak menyandang gelar habib memang bukan isu baru, tetapi pernyataan Guru Gembul memperkeruh suasana. Bagi sebagian kalangan, nasab atau garis keturunan menjadi landasan penting untuk mengakui seseorang sebagai habib. Namun, bagi Guru Gembul, keturunan saja tidak cukup. Kualifikasi ilmu agama juga harus menjadi standar penilaian.Habib Bahar sendiri bukan sosok yang asing dari kontroversi. Gaya ceramahnya yang keras dan penuh emosi sering kali menimbulkan polemik. Meski begitu, ia memiliki pengikut setia yang siap membelanya dari berbagai tudingan, termasuk tuduhan "habib gadungan" yang dilontarkan oleh Guru Gembul.
Siapa yang Sesat?
Debat antara Guru Gembul dan para tokoh Alawiyah ini membuka ruang diskusi lebih luas tentang peran pemikiran modern dalam Islam. Apakah pemikiran Guru Gembul benar-benar sesat, ataukah ia hanya seorang intelektual yang berani menantang norma-norma tradisional?Di sisi lain, tudingannya terhadap Habib Bahar menggarisbawahi pentingnya kualifikasi ilmiah dalam dunia keulamaan, meskipun isu nasab tetap menjadi faktor sensitif dalam kalangan umat Islam.
Perdebatan ini sepertinya belum akan berakhir dalam waktu dekat, dan mungkin justru semakin memanas seiring dengan viralnya konten-konten yang beredar di media sosial.***