Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Gempa Vanuatu Hancurkan Kota, 48 WNI Terjebak Tanpa Kabar

Gempa Vanuatu Hancurkan Kota, 48 WNI Terjebak Tanpa Kabar
Gempa bumi Vanuatu
MANGENJANG.COM – Selasa siang (17/12/2024), gempa berkekuatan 7,3 skala Richter mengguncang Vanuatu. 

Kota Port Vila mengalami kerusakan hebat. 

Bangunan runtuh, jembatan roboh, dan komunikasi lumpuh.

Di tengah bencana ini, nasib 48 warga negara Indonesia (WNI) belum bisa dipastikan. 

Menurut Haryo Harkomoyo dari Kementerian Luar Negeri RI, pihaknya masih berusaha melakukan kontak. 

"Kami sudah mencoba menghubungi WNI di sana, tetapi komunikasi putus total," ujar Haryo.

Sebagian besar dari 48 WNI adalah anak buah kapal (ABK). 

"Ada 47 ABK, dan satu orang WNI menikah dengan warga asing," tambah Haryo.

Kerusakan Parah di Port Vila

Pusat gempa terletak 30 kilometer dari pantai Efate, pulau utama Vanuatu, dengan kedalaman 57 kilometer. 

Getaran kuat menghancurkan lantai dasar gedung empat lantai yang menampung kedutaan besar beberapa negara.

"Benar-benar datar. Tiga lantai lainnya ikut turun," ujar saksi mata, Thompson. 

Bangunan itu tampak seperti tumpukan beton hancur.

Korban Bergelimpangan

Setidaknya enam orang dilaporkan tewas dan banyak lainnya terluka. 

Korban yang selamat terlihat berjuang di luar rumah sakit. 

Foto-foto menunjukkan mereka duduk di kursi plastik, lengan dan kepala berbalut perban.

Tanah longsor di beberapa titik menambah kekacauan. 

Berton-ton batu dan tanah menimpa terminal pengiriman di Port Vila.

Penerbangan dan Komunikasi Terhenti

Maskapai penerbangan besar, seperti Qantas dan Jetstar, menangguhkan penerbangan ke Vanuatu. 

Informasi kerusakan bandara membuat lalu lintas udara ke negara itu nyaris terputus.

Situasi diperburuk oleh serangkaian gempa susulan yang terus mengguncang wilayah tersebut. 

Peringatan tsunami yang sempat dikeluarkan kini telah dicabut.

Kepanikan dan Upaya Evakuasi

Dengan jaringan telepon dan seluler terputus, laporan tentang kondisi warga hanya bisa dikumpulkan secara sporadis. 

"Kami masih memantau perkembangan dari KBRI Canberra," kata Haryo.

Pemerintah RI terus berupaya memastikan kondisi WNI di Vanuatu. 

Namun, situasi di lapangan yang penuh tantangan membuat informasi sulit dipastikan.***