Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

22 April, Cerita di Balik Peringatan Hari Bumi yang Mendunia

22 April, Cerita di Balik Peringatan Hari Bumi yang Mendunia
Hari Bumi 2025
MANGENJANG.COM, Jakarta – Setiap tanggal 22 April, jutaan orang di seluruh dunia memperingati Hari Bumi. Tapi tahukah kamu bagaimana hari ini bermula? Kisahnya dimulai dari sebuah bencana lingkungan yang mengguncang Amerika Serikat pada 1969.

Dari Tragedi ke Aksi Global

Pada Januari 1969, sumur minyak di Pantai Santa Barbara, California, meledak. Akibatnya, ribuan burung dan mamalia laut mati terendam minyak. Peristiwa ini menyentuh hati Gaylord Nelson, seorang senator AS yang peduli lingkungan. Ia pun menggagas Hari Bumi sebagai bentuk protes terhadap kerusakan alam.

Tanggal 22 April 1970 dipilih karena bertepatan dengan musim semi di Belahan Bumi Utara—waktu yang tepat untuk menggalang aksi di luar ruangan. Saat itu, 20 juta orang turun ke jalan, memungut sampah, dan mengampanyekan pentingnya udara bersih. Sukses besar!

Hari Bumi Kini: Dari Kampung ke Dunia

Kini, lebih dari 175 negara merayakan Hari Bumi dengan beragam aktivitas: menanam pohon, bersih-bersih pantai, atau sekadar menghemat listrik. Di Indonesia, anak-anak sekolah sering mengadakan lomba daur ulang atau membuat poster bertema "Selamatkan Bumi".

Mengapa Masih Relevan?

Data Earth Day Network menunjukkan, setiap tahun, 8 juta ton plastik mencemari lautan. Hari Bumi mengingatkan kita bahwa aksi kecil—seperti memakai tumbler atau naik sepeda—bisa berdampak besar.

Apa yang Bisa Kamu Lakukan?

  • Kurangi plastik: Bawa kantong belanja sendiri.
  • Hemat energi: Matikan lampu saat tidak dipakai.
  • Tanam pohon: Satu bibit bisa jadi paru-paru Bumi.
"Bumi bukan warisan nenek moyang, tapi titipan anak cucu," ujar Gaylord Nelson. Jadi, selamat merayakan Hari Bumi dengan aksi nyata!***