Guru Gembul Ungkap Kisah Petrus di Yogyakarta, Antara Ketentraman dan Kontroversi
![]() |
Yogyakarta, 1983: Ketika Preman Berjatuhan demi "Ketentraman"
MANGENJANG.COM - Dinginnya malam April 1983 di Yogyakarta tiba-tiba pecah oleh rentetan tembakan. Paginya, warga dikejutkan mayat-mayat bergelimpangan di trotoar—wajah babak belur, bertato, sebagian masih memegang senjata. Mereka adalah anggota geng Wahyono, preman kawakan yang sehari sebelumnya tewas ditembak misterius.Inilah awal operasi Petrus (Penembakan Misterius), program kontroversial Orde Baru untuk memberantas premanisme. Seperti diungkap Guru Gembul dalam videonya, aksi ini dipicu tragedi Sri Mulyani, gadis Yogyakarta yang tewas dijambret saat mempersiapkan pernikahan. Kemarahan publik mendorong Kodim setempat bertindak: "Lapor atau kami jemput paksa," ancam mereka.
Efek Mengejutkan tapi Problematic
Dalam sepekan, tingkat kriminalitas Yogyakarta anjlok. Masyarakat lega—tapi Guru Gembul mengingatkan sisi gelapnya: "Tanpa pengadilan, siapa pun bisa jadi target, bahkan korban laporan palsu." Seorang tim sukses kepala desa, misalnya, tewas karena dilaporkan sebagai preman oleh lawan politiknya."Petrus efektif bikin takut preman, tapi juga jadi alat balas dendam," kata Guru Gembul. Data korban pun simpang-siur: ada yang menyebut 300, ada yang 10.000.***
Sumber: YouTube Guru Gembul