Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Petrus, Misteri Penembakan yang Gemparkan Yogyakarta di Era 80-an

Petrus, Misteri Penembakan yang Gemparkan Yogyakarta di Era 80-an
MANGENJANG.COM, Yogyakarta – Suasana malam di Yogyakarta pada Maret 1983 berubah mencekam. Sri Mulyani, calon pengantin anak pejabat, tewas ditusuk preman saat belanja persiapan pernikahan. Kematiannya memicu kemarahan publik dan menjadi awal dari operasi rahasia bernama Petrus (Penembakan Misterius).

Dari Preman hingga Korban Politik

Dalam video terbarunya, Guru Gembul—kritikus sosial ternama—mengungkap detik-detik kelam Petrus. Awalnya, operasi ini ditujukan untuk memberantas premanisme. Wahyono, pentolan geng Yogya, jadi korban pertama. Ia ditembak misterius oleh orang bertopeng, diikuti pembunuhan massal anak buahnya.

Tapi lambat laun, Petrus tak hanya menyasar penjahat. "Banyak yang jadi korban karena laporan palsu atau kritik pada pemerintah," jelas Guru Gembul. Aktivis, buruh, bahkan ustaz pun hilang tanpa jejak.

Sistem Tanpa Pengadilan, Kekuasaan Tanpa Kendali

Petrus dijalankan tentara dan polisi rahasia. Mayat korban sengaja ditinggalkan di tempat umum sebagai teror. Di daerah rendah kriminalitas seperti Garut, mayat-mayat dibuang di lokasi angker agar tak terlacak.

"Masalahnya, siapa yang menjalankan sistem ini? Bisa jadi korban hanya karena dendam tetangga atau politik," tambah Guru Gembul. Data korban pun simpang-siur: dari ratusan hingga 10.000 jiwa.

Refleksi untuk Masa Kini

Guru Gembul mengingatkan: "Jangan fokus pada sistemnya, tapi siapa yang memegang kekuasaan." Petrus contoh nyata bagaimana hukum bisa jadi alat kejam jika di tangan yang salah.

Kini, 40 tahun setelahnya, kisah Petrus tetap relevan. Di tengah wacana penghapusan premanisme, sejarah mengajarkan: keadilan tanpa transparansi hanya akan melahirkan korban baru.***

Sumber: Youtube Guru Gembul (20 April 2025)